Sekarang kita telah sampai pada seri terakhir dari rangkaian artikel yang diambil dari buku “Tolong, Saya Stress Dengan Pendidikan Anak-anak Saya”.

Berikut adalah ringkasan dari semua yang telah kita bahas sejauh ini:

  1. Anak-anak adalah anugerah Allah. Masing-masing anak diciptakan secara unik oleh Allah. Oleh karena itu, kita tidak boleh membanding-bandingkan putra-putri kita dengan orang lain. Anak adalah manusia, bukan barang. Sebagai orangtua kita mendapat kehormatan untuk membimbing dan melatih anak-anak kita. Prioritas pertama kita adalah mengajar putra-putri kita untuk mengenal Allah dan mengasihi-Nya.
  2. Kita harus menyisihkan waktu dan sumber daya untuk mengutamakan Allah, di atas jadwal akademis anak-anak kita. Kita perlu memastikan anak-anak kita punya waktu untuk beristirahat dan mengingat Allah. Kita tidak boleh membangkitkan amarah anak-anak kita dengan menolak mereka dan mengizinkan kepahitan berkembang dalam hati mereka.
  3. Menyimpan berhala di dalam hati mungkin adalah alasan utama kita merasa tertekan mengenai persaingan akademis. Allah memanggil kita untuk menanggalkan berhala-berhala kita, baik itu berhala pendidikan atau berhala kesuksesan.
  4. Pendidikan adalah kesempatan yang baik sekali untuk belajar tentang ciptaan Allah dan Allah sendiri. Dia adalah Tuhan atas persaingan akademis. Anak-anak kita diciptakan untuk belajar bagi Allah, bukan bagi kita ataupun diri mereka sendiri. Belajar bagi Allah berarti kita memberikan kemuliaan bagi Allah, berpaling kepada Allah untuk mendapatkan kekuatan, dan ingat bahwa nilai akademis bukan menjadi tolok ukur keberhasilan anak-anak kita, tetapi bagaimana Allah mendefinisikan mereka. Belajar bagi Allah juga berarti belajar dengan rajin. Tujuannya adalah agar anak-anak kita melakukan yang terbaik, bukan menjadi yang terbaik. Kita harus bangga pada mereka saat mereka telah mengusahakan yang terbaik.
  5. Kita dapat memercayakan masa depan anak-anak kita ke tangan Allah. Takut akan Tuhan dan percaya kepada-Nya hari lepas hari, karena Dia-lah pertolongan dan perisai kita dalam persaingan akademis.

Tidak ada formula pasti untuk dapat bertahan melewati persaingan akademis. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda-beda, dan setiap anak itu unik. Meski demikian, Alkitab menyediakan hikmat yang kekal dan tidak berubah yang dapat kita simpan di dalam hati.

Tentu saja, ada kemungkinan kita dapat melalui persaingan akademis tanpa Allah. Anak-anak kita mungkin bahkan memenangkan persaingan dengan nilai-nilai sempurna. Namun pertanyaannya, apakah mereka juga mendapatkan harta paling berharga dalam hidup mereka?

Stefanie akan selalu ingat hari ketika putrinya, Kayla, mendapat kabar bahwa ia berhasil memperoleh beasiswa penuh di Universitas Stanford di Amerika. Stefanie sudah memberi yang terbaik, baik waktu maupun sumber dayanya, untuk pendidikan Kayla. Meski demikian, hatinya hancur saat Kayla memberi tahu ibunya di bandara, “Ibu, aku tidak percaya lagi kepada Tuhan.”

Sungguh benar, apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya (Markus 8:36)? Haruskah kita begitu terjebak dalam persaingan akademis anak-anak kita sehingga melupakan prioritas utama Allah bagi mereka, yaitu untuk mengasihi Dia? Sebagai orangtua, kita mendapat kehormatan sebagai pengurus dan memikul tanggung jawab yang sakral untuk mendidik anak-anak kita. Maka, marilah kita mundur sebentar untuk merenung: hal apa yang saya tidak ingin mereka lepaskan? Hal apa yang paling mereka butuhkan dalam hidup? Jawabnya adalah relasi yang hidup dan bertumbuh dengan Tuhan Yesus Kristus!

Tentu saja, saat kita menghadapi tekanan persaingan akademis, kita mungkin goyah dan sejenak lupa menjaga sebuah perspektif kekal. Untuk membantu kita bertekun dalam sikap takut akan Allah dan percaya pada-Nya, Anda dapat melakukan beberapa hal ini:

Selidiki hati Anda secara teratur

  1. Renungkan: Temui Allah secara teratur, dan sediakan waktu bagi-Nya dan firman-Nya.
  2. Berdoalah bagi diri Anda sendiri: Mintalah pengampunan Allah jika Anda tidak mengikuti hikmat alkitabiah saat membimbing anak-anak Anda dalam persaingan akademik. Mintalah agar Allah menunjukkan kepada Anda perubahan-perubahan yang perlu Anda lakukan, seperti menggunakan waktu dan sumber daya Anda dengan bijaksana, memfokuskan percakapan-percakapan keluarga kepada Allah, atau mengajarkan sikap yang benar kepada putra-putri Anda. Mintalah agar Allah mengajar Anda untuk patuh dan percaya pada-Nya.
  3. Berdoalah bagi anak Anda: Mintalah agar Allah menolong anak-anak Anda untuk menemukan ciptaan-Nya melalui pendidikan, untuk belajar bagi-Nya, dan melakukannya dengan rajin.

Lakukan Sepenuh Hati

  1. Jauhi godaan: Hindari situasi-situasi yang mungkin akan membuat Anda tergoda untuk terjebak dalam persaingan akademik. Contohnya, hindari situasi atau percakapan yang mungkin akan membuat Anda cemas.
  2. Berubah: Mintalah kepada Allah untuk menolong Anda mengubah pandangan dan prioritas Anda, dan biarkan Allah memperbaharui diri Anda melalui Roh-Nya dan Firman-Nya. Mintalah kepada-Nya untuk menolong Anda mengubah nada dan ucapan Anda saat Anda berbicara kepada anak Anda, juga tindakan dan keputusan Anda yang menyangkut perjalanan akademik putra Anda, sehari demi sehari (Roma 12:2)!

Bekerjasamalah

  1. Pasangan Anda: Bekerjasamalah dengan pasangan Anda untuk menjadikan hikmat alkitabiah sebagai dasar kehidupan keluarga Anda.
  2. Komunitas Anda: Carilah orangtua Kristen lainnya yang dapat memberi Anda dukungan spiritual dan menegur Anda. Berdoalah dan bagikan pengalaman-pengalaman Anda secara teratur.

Jika kita menyerahkan ketakutan dan ekspektasi kita sepenuhnya ke tangan Allah, alasan untuk merasa cemas akan berkurang. Kita akan dimampukan untuk percaya bahwa apapun hasilnya, Allah memegang kendali atas masa depan putra-putri kita.

Sebagian anak akan berhasil dengan baik secara akademik. Sebagian lagi tidak. Sebagian anak akan menonjol dalam pelajaran tertentu dan kesulitan pada pelajaran lainnya. Allah dengan penuh kasih menciptakan anak-anak kita; masing-masing mereka adalah jiwa yang unik dan kekal. Tujuan kita sebagai orangtua adalah supaya mereka mengenal Allah dan mengasihi-Nya dengan segenap hati, pikiran, dan jiwa mereka. Kita dapat mendidik mereka untuk memandang pendidikan sebagai cara untuk belajar mengenai ciptaan Allah, untuk belajar bagi Allah, untuk belajar dengan rajin, dan untuk melakukannya sebaik yang mereka bisa.

Ketika kita terus melakukan yang terbaik bagi putra-putri kita, hendaknya kita tidak melakukannya dengan mengorbankan prioritas utama kita, yaitu mengajar mereka untuk mengasihi Allah dan mengutamakan Dia. Kita perlu mengingat tujuan utama tersebut, yakni membantu mereka untuk memelihara hubungan kasih pribadi mereka dengan Kristus.

Saat kita menjalaninya bersama putra-putri kita, kita dapat menunjukkan kepada mereka bahwa kita juga membutuhkan hikmat Allah untuk melewati persaingan akademik. Belajar menghadapi persaingan ini secara alkitabiah dapat menjadi proses pertumbuhan rohani, baik bagi anak-anak maupun bagi Anda sendiri. Kiranya putra-putri kita melihat ketergantungan kita kepada Allah, dan pada gilirannya kelak, menyerahkan kehidupan mereka kepada-Nya.

Artikel ini diadaptasi dari buku “HELP, I’M STRESSED ABOUT MY CHILD’S EDUCATION”, oleh Ruth Wan-Lau, © 2019 Our Daily Bread Ministries.